Menghindari Fitnah dan Kerusakan: Judi Online dan Penyalahgunaan Peran Pengasuh di Pesantren
Oleh: Ulyan Nasri
(Penulis Buku, Author Artikel, Editor Buku, Ketua LPPM dan Dosen Tetap Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Lombok Timur)
Dalam lorong waktu yang terus berputar, di tengah gemuruh modernitas yang sering kali mengaburkan pandangan, dua bayangan hitam merayap dalam kehidupan kita: judi online dan penyalahgunaan peran pengasuh di pesantren. Dua kutukan zaman ini bukan hanya merongrong integritas manusia, tetapi juga menggerogoti akar moral masyarakat yang semestinya menjadi benteng pertahanan terakhir dari segala fitnah dan kerusakan.
Judi Online: Perangkap Dunia Maya
Ah, judi online. Seperti api yang bersembunyi di balik asap, ia membakar tanpa terlihat, meruntuhkan tanpa terasa. Dalam dunia maya yang penuh warna dan kilau, ada jebakan tersembunyi yang menanti para pencari keberuntungan instan. TEMPO.CO mengungkapkan, lebih dari 1000 anggota DPR dan DPRD beserta sekretariat jenderalnya terlibat transaksi judi online. Betapa mengerikan! Para pemimpin yang seharusnya menjadi mercusuar moralitas, justru terperangkap dalam pusaran keserakahan.
Judi online bukan sekadar permainan, ia adalah candu yang menyelinap dalam relung-relung jiwa. Ia merampas ketenangan, mengikis kejujuran, dan menciptakan kehancuran. Bukan hanya pada diri pelakunya, tetapi juga pada keluarga, masyarakat, bahkan negara. Seperti ombak yang menghantam karang, ia menghancurkan sedikit demi sedikit, sampai yang tersisa hanya puing-puing kehancuran.
Pengasuh Pesantren: Amanah yang Terkhianati
Di sisi lain, dalam naungan suci pesantren yang semestinya menjadi tempat menimba ilmu dan moral, terjadi pula penyalahgunaan peran yang sangat menyayat hati. Seorang pengasuh di Lumajang, Jawa Timur, berani menikahi seorang anak perempuan berusia 16 tahun tanpa sepengetahuan orangtuanya, sebagaimana dilaporkan oleh REPUBLIKA.CO.ID. Kejadian ini bukan hanya melukai hati keluarga, tetapi juga mencemarkan nama baik lembaga yang seharusnya menjadi benteng moral dan spiritual.
Pengasuh pesantren adalah pilar utama dalam pembentukan karakter dan akhlak santri. Mereka adalah penjaga amanah, yang tugasnya bukan hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga menuntun dalam kegelapan, menunjukkan jalan yang benar. Ketika amanah ini dikhianati, bukan hanya satu nyawa yang terluka, tetapi kepercayaan masyarakat yang hancur, tercoreng oleh tindakan yang tidak bertanggung jawab.
Integritas dan Amanah: Kunci Perbaikan
Mengatasi fitnah dan kerusakan ini memerlukan integritas dan amanah yang teguh. Para wakil rakyat dan pengasuh pesantren harus menyadari betapa besar tanggung jawab yang mereka emban. Mereka harus menjadi teladan, bukan hanya dalam kata-kata, tetapi juga dalam tindakan. Integritas adalah pelita dalam kegelapan, yang akan menuntun kita keluar dari lembah kehancuran menuju puncak keadilan dan kebenaran.Untuk para pemimpin yang terjebak dalam jerat judi online, jalan kembali masih terbuka. Mereka harus meninggalkan keserakahan dan kembali pada jalan yang lurus. Edukasi tentang bahaya judi online perlu diperkuat, bukan hanya untuk masyarakat umum, tetapi juga bagi para pejabat. Penegakan hukum yang tegas harus menjadi pedang yang memotong akar kejahatan ini, tanpa pandang bulu.Di pesantren, transparansi dan pengawasan harus ditingkatkan. Setiap tindakan pengasuh harus sesuai dengan nilai-nilai Islam dan norma hukum yang berlaku. Pendidikan moral harus ditanamkan dengan kuat, sehingga setiap santri mengerti betapa pentingnya menjaga amanah dan integritas.
Membangun Masa Depan yang Lebih Baik
Kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan adalah kunci untuk mengatasi masalah ini. Dengan integritas yang kuat dan amanah yang dijaga, kita bisa membangun masa depan yang lebih baik, bebas dari fitnah dan kerusakan. Kita harus menciptakan lingkungan yang sehat, di mana setiap individu merasa dihargai dan dilindungi.Di tengah gelombang perubahan yang begitu cepat, mari kita tetap berpegang pada nilai-nilai kebenaran dan keadilan. Mari kita hindari fitnah dan kerusakan dengan menjunjung tinggi integritas dan amanah. Hanya dengan cara ini, kita bisa memastikan bahwa kehidupan ini tidak hanya sekadar perjalanan yang fana, tetapi juga perjalanan yang bermakna, menuju kebaikan yang abadi.